Memanfaatkan Momentum SPA

Sebenarnya tulisan saya ini tergolong sedikit telat, karena akhir-akhir ini tidak ada kesempatan untuk online karena sesuatu hal. Tapi daripada tidak sama sekali khan mendingan telat ya?…(membela diri nih..).

Yang mau saya tulis di sini bukan Spa tempat rileks memanjakan diri, tapi perhelatan akbar SPA-nya Pemkot Semarang yang barusan selesai dilaksanakan. Yaitu, Semarang Pesona Asia.

Jujur saja sampe sekarang saya masih belum bisa menerima alasan pemakaian slogan tersebut karena sama sekali tidak mencerminkan kondisi Kota Semarang sebenarnya. Tetapi apa yang telah dilakukan oleh Pak Walikota beserta seluruh jajarannya hingga ke tingkat RT dalam rangka SPA itu adalah hal lain.

Setiap tempat di wilayah Kota Semarang dibikin bersih, dipoles, dirapikan, dihias, demi SPA yang kebetulan “mbarengi” acara “tujuh belasan”.

Bahkan “Semarang City Walk” yang selalu saya impikan dan pernah saya tulis di Loenpia.Net ini pun akhirnya jadi juga dibangun. Dan Alhamdulillah telah diresmikan oleh Pak WaWali pada hari Rabu malam, 15 Agustus 2007 lalu.

Dalam acara akbar tersebut digelar berbagai acara spektakuler dan dihadiri tamu-tamu maha penting. Ada Pak Presiden SBY, ada delegasi negara-negara sahabat, calon-calon investor asing, dan banyak lagi. Pokoknya meriah bener…dong dech..

Lepas dari ketidaksetujuan saya dengan slogan SPA yang terkesan “main paksa” dan logo SPA yang denger-denger dicap “katrok”, saya 1000% mendukung kegiatan SPA yang jelas-jelas memang bertujuan mengangkat citra-harkat-martabat Kota Semarang dengan meningkatkan kesejahteraan warganya melalui percepatan roda perekonomian Kota Semarang yang dipicu dengan penyelenggaraan perhelatan akbar Semarang Pesona Asia (SPA) tersebut.

Karena dengan diselenggarakannya SPA diharapkan bisa menjaring peluang investasi sebanyak-banyaknya dan meningkatkan perdagangan di Kota Semarang tercinta ini yang juga punya slogan “Kota Religius Berbasis Perdagangan dan Jasa”, selain slogan-slogan lainnya.

Dan “ndilalah”-nya SPA memang kemudian mulai menuai hasil dengan banyaknya kerja sama investasi yang telah ditandatangani dan akan segera direalisasikan (?).

Salah satunya adalah investasi pembangunan pengolahan sampah dan limbah padat dengan nilai investasi Rp 84 miliar. Mmm…guriih….

Buat saya ini jelas sangat menggembirakan, karena soal sampah dan pengelolaannya selalu menjadi perhatian saya. Hingga pernah saya tulis juga di Loenpia.Net ini beberapa bulan lalu.

Meskipun belum bisa seperti pengolahan sampah di negara maju, ini sudah cukup memberikan harapan bahwa di masa mendatang Kota Semarang akan lebih mampu menangani sampah yang dihasilkannya tanpa harus mengalami pengalaman buruk seperti yang telah dirasakan oleh pemerintah dan warga Jakarta, Bekasi dan Bandung.

Sebagai gambaran, mengambil dari sebuah tulisan di harian Kompas tentang lokasi pembakaran sampah di kecamatan Ariake-Tokyo yang memiliki kapasitas pembakaran 400 ton per-hari, disebutkan bahwa biaya pembangunannya pada tahun 1994 mencapai sekitar Rp 4 triliun.

Nggak kebayang deh..secanggih apa ya sistem pembakaran sampah tersebut.

Yang jelas, panas yang dihasilkan tungku pembakarannya mampu memproduksi listrik sebesar 5.600 kilowatt yang selain dipake sendiri juga dijual. Dan uap yang dibuang lewat cerobong setinggi 142 meter dijamin bersih karena sudah disaring. Juga tidak menimbulkan bau, karena saat udara dipisahkan diberi deodoran terlebih dahulu.

O iya, biaya pembakaran sampah tersebut ditanggung oleh pemerintah kecamatan Ariake-Tokyo. Dan masih ada 22 lokasi lain yang juga dibiayai tiap-tiap pemerintah kecamatan di Tokyo. Itu baru Tokyo lho,..belum Prefektur (Propinsi) lain yang totalnya ada 47 Prefektur di Jepang.

Ini baru soal sampah.

Nah..kembali soal acara SPA, denger-denger ada calon investor yang tertarik dengan rencana proyek jalur kereta api Semarang-Demak-Kudus.

Wuiih..ini juga salah satu hal yang jadi impian saya..dan sodara-sodari semua, pastinya. Bahkan sampe semangatnya dengan soal jalur kereta jarak pendek, selain pernah saya tulis di Loenpia.Net dengan judul “Semarang Loop Line”, pernah juga saya tulis di situsnya Pemkot Semarang dan situs PemProp Jawa Tengah bahkan pernah juga di surat pembaca harian Suara Merdeka dengan judul sama beberapa tahun sebelumnya. Tentunya dalam rangka menggalang dukungan atas gagasan saya itu.

Lha wong orang kayak saya khan ya bisanya cuma “udu abab” alias ngomong/usul thok.. Gitu lho,..Bro.. Masak ya tega-teganya ngomong soal dana sama saya.

Pada intinya, Semarang Pesona Asia adalah kegiatan yang sangat positip. Berhubung “eyel-eyelan” soal slogan SPA udah “kadung” telat, ya tidak ada pilihan lain bagi segenap warga Kota Semarang kecuali memberikan dukungan sepenuhnya atas penyelenggaraan SPA yang rencananya akan digelar tiap tahun.

Minimal dengan menjaga kebersihan-ketertiban-keamanan lingkungan masing-masing khan udah bagus tuh…

Ayo kita bersama-sama memanfaatkan momentum SPA dengan sebaik-baiknya, agar segera terjadi perubahan yang signifikan ke arah yang lebih baik bagi kita dan bagi kota kita tercinta ini.

Setuju ?

Tapi kalo boleh usul lagi, mbok logo SPA dibikin yang bertaraf internasional gitu lho,..

Mosok gak ada seniman Semarang yang bisa bikin logo bagus. Kalo perlu bikin aja lomba desain logo SPA berhadiah “warak ngendog”, tapi “ndognya” berupa duit berapa “jeti” gitu… Please dong ah…

Catatan : mohon Bandar Loenpia and Crew yang punya foto-foto Semarang Pesona Asia buat nyumbang di tulisan saya ini biar keliatan cantik binti ciamik, gitu. Tengkyu.

From Semarang With Love and Peace,

Masfiq

masfiq

working in finishing section of an ironworks company in japan

Artikel yang Direkomendasikan

9 Komentar

  1. Pertamax….
    Next Project, Semarang Kota Wireless.
    Whuah… Ngak ngebayangin klo Kota kita dah full free internet access.
    Hayo… bener rak kang….. ??? :o

  2. Setuju. Semarang butuh percepatan.
    Untuk ukuran kota, saya rasa memang Semarang nggak perlu berkembang seperti Jakarta, Surabaya atau Bandung. 360km2 dengan 1,5 juta penduduk merupakan komposisi ideal. Tinggal kesejahteraan masyarakat, dan fasilitas publik perlu ditingkatkan. Kenapa? Supaya semakin banyak orang transit ke kota ini (Ingat: transit aja jangan menetap, ndak seperti Jakarta), Semakin banyak orang transit, semakin banyak keperluan, semakin banyak keperluan, meningkatkan bisnis, meningkatnya bisnis, berarti meningkatkan lapangan kerja, meningkatnya lapangan kerja berarti meningkatkan daya beli, Meningkatkan daya beli, berarti meningkatkan kesejahetaraan… dst…
    Mumpung isih anget-angete SPA… tancap gas mas!!!

  3. sing paling abot koyone ngatasi ROB alias air pasang. piye jal!!

  4. katanya pesona asia tidak sukses ya?

  5. SPA masih di-itung2 sama Bapak-bapak yang berwenang, jadi masih belum tahu sukses apa malah “boboran”…

    Soal Rob emang masih bikin pusing ya? Gimana kalo orang sak Semarang nyedot rob bareng2…hi..hi..

    udey: kayaknya ini hil yang mustahal. Wong negara yang udah maju juga susah nerapin yang ginian.
    Soalnya akses internet khan termasuk bisnis yang gurih nian, jadi ya demi kepentingan sekelompok orang berkocek tebal temtu akses internet gratis bakal mustahil diadain.
    Kecuali dijual alat yang bisa nangkep WiFi dalam radius 30 km ke-atas lha baru sip markusip deh…
    Tapi kalo akses internet murah udah banyak yang nyoba lewat patungan warga se-kampung (se-RW) kayak di Jakarta.
    Btw, aku setuju usul sampeyan… :)

  6. please attach all the picture about Semarang.

  7. halo, salam kenal dulu ya..
    saya anak Makassar dan anggota komunitas blogger Makassar, ” Anging Mammiri”. tapi saya juga punya ikatan batin yg kuat dengan Semarang, karena istri sy yg orang Semarang. lebaran kemarin sy kebetulan mudik (lagi) ke Semarang, tepatnya di daerah Tembalang sekitaran kampus UNDIP baru.

    soal SPA, sy salut banget sm Semarang. setidak2nya Pemkot Semarang sudah nunjukin niat untuk mengembangkan sisi pariwisata kota Semarang yang selama ini mungkin agak terlupakan. liburan kemarin sy manfaatkan untuk mereguk hampir semua kenikmatan wisata di kota Semarang. hasilnya..?, puas bener…

    Semarang punya banyak hal yg membuat sy betah dan selalu mau kembali ke sana. bahkan mungkin suatu hari nanti saya akan menetap di sana…hehehe..entahlah, sy jatuh cinta pada kota yg satu ini, sama seperti sy jatuh cinta pada istri saya yg orang Semarang..hehehe..

    oya, sy sempat bikin tulisan dan motret sedikit ttg Semarang, ada di Multiply saya…

    terima kasih…

  8. Slam kenal, Informasi yang menarik, trimss….

  9. Thank @Ipul atas curahan rasa yg menyanjung kotaku Semarang. Karena Semarang adalah Janji untuk selalu Kembali.

    sebagai orang semarang saya sangat setuju dengan program SPA, meski belum berhasil dan baru mencoba untuk diwujudkan, tapi setidaknya kita harus melihat secara positif kota semarang ini. dengan positif tentu ada hati yg iklas untuk ikut “Urun Abab/rembuk”, bukan koar koar hal negatif tentang program SPA, yg justru akan menghambat kemajuan kota semarang.

    Setidaknya saat ini semua wong semarang bisa melakukan hal2 kecil disekitar kita dulu.
    Misalnya : Tertib, jangan buang sampah sembarangan, tanami lahan kosong dengan pohon2, perduli kebersihan (selokan, sungai, dll).

    gimana kalo loenpia.net kasih saran ke panitia SPA, berdasarkan usulan dan saran yg didapat di blog ini??

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *