Happy Birtday Loenpia

Langkah langkah kecil itu, tak terasa sudah menginjak tahun ketiga. Sebuah pencapaian luar biasa. Balita ini sekarang sudah bisa berjalan, berlari, bahkan berteriak. Batu batu sandungan itu sudah terlalui, terkadang menjerembabkan di jurang ansab. Id mutung tak terhirau, tak terdefinisikan dalam wiki kami. Jauh dari pikiran kami. Loenpia harus tetap berjalan tegak, tapi tanpa lupa merunduk sehingga tidak tersandung, tak segan juga mendongak keatas untuk menerima perubahan positif.

Beriring doa dan berbarengan dengan terbitnya Suara Merdeka edisi minggu, 19 oktober 2008 semua tukang loenpia berbalut optimisme. Kado yang sangat spesial buat kami para tukang loenpia. 3 tahun kebersamaan yang luar biasa. Sudah sejauh mana kita dan sudah sampai dimana kita sekarang? monggo berikan testimoni.

Ya, optimisme itu mengantar kita kesini. Digerbang eksistensi yg terbuka lebar. Digerbang dimana masyarakat menuntut kita bersuara lantang menyerukan perubahan (pidato SBY). Dan sekarang disinilah kami. ditiga tahun ini. Di Kampung Jawa Sekatul, Boja, Kendal. Koordinasi dimantapkan, seorang blogger berkelamin jantan berkulit sawo kelewat matang ditunjuk jadi korlap. Yak, k1n9kon6 yang ketiban sampur kali ini. Seketika tret absen dan undangan syukuran dimulai. Roti ulang tahun sederhana cukup melambangkan kebahagiaan kami. Tumpeng tanda syukur dibuat sedemikian menarik dan merakyat. Generasi k1n9kon6 jadi korlap juga merupakan tonggak awal regenerasi. Yang tua digantikan yang muda. Walau tidak ada senior junior diantara kami, tetap unggah unguh dan sopan santun dalam bersosial kami junjung tinggi. Saatnya yang muda muda unjuk gigi.

Tret absen dan vote yang sempat beberapa kali ngingking akhirnya terputuskan secara mufakat. MINGGU, 19 oktober 2008. Kampung Jawa Sekatul, Boja, Kendal. Undangan jam 7 pagi pun ngingking jadi jam 9. Markas Loenpia di rumah kang Budiyono jadi start awal perjalanan kami pagi itu. Disana sudah menunggu kang budi, pepeng, h4rs dan mas didut. tidak berselang lama bakulsapi bergabung disusul zeta, ninings, dhika dan mobil berisikan mizan, mbak tia, dan fany. Kang wedhouz dan Hary datang kemudian. Perjalanan dimulai. Di jalan Fiandigital berbonceng Nissa dan kang Ariw merapat.

Next Destination, Sekatul. 1 jam perjalanan sekatul semarang berjarak 45 KM terasa pendek bersisian dengan kebersamaan kita. Sendau gurau sepanjang jalan disertai pemandangan hijau hutan jati yang adem membuat perjalanan tidak terasa. Pukul 10.00 sekatul menyambut. Sebuah saung yang didesain diatas pohon menjadi tempat kami(haturnuwun buat kampung sekatul). Acara seremonial memperingati ulang tahun ke tiga ini dibuka dengan sambutan resmi pak presiden tercinta Budiyono. Setelah itu kami merefleksi 3 tahun yang lalu. Ketika 7 pendekar mendalangi terciptanya persaudaraan bernama loenpia ini. Acara dilanjut pesan kesan dan perkenalan masing masing. Sejarah terurai dengan manis. Perkenalan berlangsung raket, supeket. rukun dan guyub. Doa mengiringi pemotongan tumpeng yang lansung disantap bersama sama. Lilin harapan dinyalakan diatas tart ulang tahun. Ditengah acara h4rs harus cabut karena harus menunaikan kewajiban sebagai buruh digantikan kang jiban yang kerso rawuh diacara ini.

Kampung Sekatul nan indah jadi saksi tahun ketiga ini. Sungguh menakjubkan. Tata letak bangunan Jawa yang mempesona dipadu pelayanan ramah membuat kami kerasan disana. Hamparan sawah hijau yang subur menambah suasana pedesaan yang asri. Kampung khas Jawa sengaja dihadirkan disini. Konsep awal mengaju pada kampung Jawa ini setidaknya dapat mengingatkan pada kampung halaman nun jauh disana. Pelayan yang sopan menyambut kami dengan bahasa jawa krama yang tertata rapi. Saung pohon disediakan untuk kami. Joglo joglo besar dengan ukiran khas jepara yang memikat menghias tata letak bangunan khas kampung jawa jaman dulu. Gamelan Sunan Kalijaga masih terawat indah dan siap dimainkan walaupun pengunjung dilarang memainkan. Musisi tradisional jawa lengkap dengan beskapnya memainkan langgam jawa lamat lamat, indah, menentramkan.

Wahana wahana juga lumayan lengkap disana. Para penggemar outbound bisa mencoba fliyng fox, kreteg goyang, jaring vertikal dan masih banyak wahana menantang lainnya. Tempatnya yang rapi dan bersih menyertai tata ruang yang manis membuat kami betah berlama lama disana. Alunan gending menyertai santap siang menambah tentram suasana hati. monggo yang mau merapat langsung saja menuju esana. Dari bundaran kali banteng, langsung ambil jalur arah ke jakarta. Lurus saja sekitar 5 km akan bertemu pertigaan besar mengarah ke Boja. Langsung saja ambil kekiri, lurus mengikiuti jalan akan bertemu papan penunjuk Sekatul.

Usai santap siang lele bakar dan gurame goreng spesial kami mencoba berkeliling kampung sekatul. Ada pula kuda yang siap mengantar kita berkeliling sekatul. Ritual foto2 pun dimulai. Pose pose narsis bin najis bertebaran. Lensa menjepret seakan tanpa lelah mengabadikan siang kami yang bahagia.

Evaluasi. Ya, ini saatnya kita bercermin. Sharing akan dikemanakan Loenpia dimasa depan. Gagasan gagasan kedepan. Mengenang momen momen sepanjang tahun ini. Belajar dari kesalahan yang telah kami lakukan. Sebagai pemeriah acara, hadiah pun disebar.thanks to mbak evie buat hadiahnya. Lomba blog dalam rangka memperingati ulang tahun loenpia diumumkan. Kang Sofyan keluar sebagai juara disusul kang budi dan kang ariw ditempat kedua dan ketiga. Akhirnya seluruh rangkaian acara berlangsung sukses dan sesuai dengan apa yang direncanakan. K1n9kon6 yang sukses jadi korlap diguyur tepung oleh rekan rekan. Hal ini menunjukkan yang muda pun bisa memegang acara. Special testimonial for kingkong. Congrats bro, you’re success. Awan semakin lama semakin tebal. Gerimis tipis mengiringi perjalanan pulang kami kembali ke Semarang. Basecamp rumah kang Budi menjadi transit. Hari yang sangat berkesan dan melelahkan. Kebersamaan yang terjalin, persaudaraan yang semakin erat, atau bahkan menemukan cintanya disini. 3 tahun loepia, mau apa? ah, mau kemana?