Dari Stasiun Lempuyangan, liburan di Yogya berawal..
Menunggu jemputan pasukan Loenjak dan Mbak Vie, lalu kami menuju Warung Bu Ageng yang tersohor itu. Menu di sana namanya unik-unik, ada lele njingkrung, bebek nylekit, bubur duren mlekoh, tempe garit, dll. Warung Bu Ageng terletak di jalan Tirtodipuran 13, Yogyakarta. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp. 2.000,00. Masakan yang ditawarkan khas makanan rumahan ala Yogya. Kalau anda memesan es teh, maka gula yang disajikan bersama es teh adalah jenis gula batu. Khas gula batu ini sepengalaman saya, sama dengan kalau anda makan di warung sate kambing yang ada di sekitaran Boyolali, Cokro Tulung, dan sekitarnya.
Jalan menuju Warung Bu Ageng ini tergolong rada sempit untuk ukuran 2 mobil, jadi berhati-hatilah pada kendaraan anda. Warungnya sendiri sangat nyaman dan cocok untuk santai bersama teman. Rasa masakannya pun enak. Waktu itu saya mencicipi Lele Njingkrung. Lele Njingkrung ini hanya sebutan karena badan lelenya dibentuk memutar. Lele ini dimasak asap, jadi cocok untuk dinikmati bersama sambel terasi. Oiya, untuk sambelnya harus memesan sendiri ya, karena lele njingrung ini tidak disajikan bersama dengan sambel.
Lanjut lagi ke Kalimilk di Jalan Kaliurang KM 4,5 no. 99. Tidak susah mencari tempat ini, ada tulisan Kalimilk dan gambar sapi besar di samping tempat ini. Dari namanya sudah bisa ditebak kalau tempat ini jualan susu atau jualan minuman berbahan dasar susu sapi. Kalimilk menyebut pembelinya dengan sebutan Neneners. Harganya untuk ukuran medium berkisar antara Rp. 8.000,00 – Rp. 15.000,00 untuk porsi gajah. Ada banyak rasa susu yang ditawarkan dimenu. Untuk teman minum susu, ada risoles, roti tawar panggang, dll. Harga cemilan berkisar dari Rp. 8.000,00.
Untuk yang tidak suka minum susu, jangan khawatir dulu. Saya bukan penikmat susu putih, tapi ketika saya mencicipi susu buatan Kalimilk ini saya langsung suka. Kekhawatiran saya pada rasa eneg dari susu tidak terbukti. Saya tidak merasakan enegnya susu. Ada pilihan dingin dan panas yang bisa anda pilih.
Seusai dari Kalimilk, kami menuju penginapan tempat kami bermalam. Dipudjo Homestay, namanya. Alamatnya di Pujokusuman 447 Jl. Sidoluhur, Yogyakarta. Tempat ini sangat saya rekomendasikan untuk yang mau backpacker-an ke Yogya. Kami sudah dipesankan mas Didut kamar berisi 3 bed susun. Jadi kamar kami bisa diisi 6 orang, selebihnya menggunakan bed tambahan. Untuk harganya, kami dikenai harga masing-masing orang Rp. 75.000,00. Sedangkan sewa bed tambahannya Rp. 50.000,00. Berada di homestay ini berasa sedang berada di rumah. Ada ruang makan di depan kamar, ruang tv, dapur, serta kamar mandi dan closet yang terpisah. Untuk minuman dan makanan di homestay ini semuanya self service. Ada kopi dan teh yang sudah disediakan, lengkap dengan dispenser air panas dan dingin. Ada pula kulkas. Pagi harinya disediakan roti tawar untuk dimakan ataupun dipanggang sendiri lengkap dengan selainya, ada toaster di sana. Atau kalau anda ingin memasak juga bisa, tinggal bawa atau beli bahan masakannya di pasar.
Jangan khawatir jika anda hanya pergi berdua, tersedia kamar standar dengan 1 bed besar juga. Ada 2 kamar mandi dan 2 closet yang bisa digunakan. Kamar mandi dengan shower air panas dan dingin juga sudah lengkap dengan sabun cair dan shampoo. Untuk sikat gigi, mungkin anda bisa membawanya sendiri. Halaman rumahnya luas, tetapi harap berhati-hati jika anda membawa mobil. Akses menuju homestay ini cukup sempit untuk mobil sejenis avanza. Solusinya, parkir mobil anda di dekat poskampling di dekat homestay. Lingkungannya cukup aman, jadi tidak perlu khawatir.
Malamnya kami menuju ke Grha Sinta Bilawa, Jl. Mondorakan, Kotagede, Yogyakarta menghadiri resepsi pernikahan Mbak Intan. Kebiasaan Loenpia saat hadir diperjamuan adalah membajak acara. Dan acara kali inipun tak luput dari bajakan. Mulai dari mbajak tempat makan untuk foto sana-sini sampai mbajak pelaminan saat pengantin sudah turun panggung. Datang telat, mbajak, dan pulang ketika semua makanan sudah dikukuti. Maafkan kekisruhan kami ya, mbak Intan & mas Arief :(
Kuliner malam kali ini adalah Sate Klatak, Pak Bari di Wonokromo. Lokasi tepatnya di depan pasar Wonokromo persis. Penyajian satenya berbeda dengan warung sate biasanya. Bila biasanya penyajian satenya satu piring sate untuk satu orang, kali ini satu piring berisi sate untuk sembilan orang. Masing-masing orang bisa menikmati 2 tusuk sate. Daging satenya terbilang cukup besar dan disunduk menggunakan ruji sepeda. Untuk satu tusuk sate berisi 6 irisan daging. Rasa satenya tanpa dicampur kecap adalah asin. Harga satu tusuk sate adalah Rp. 10.000,00.
Kenyang, kami pulang ke homestay. Berharap masih bisa cerita-cerita sampai pagi di homestay, ternyata tetangga sebelah kamar keluar menyapa dengan sedikit masam. Baiklah, saatnya kami beristirahat.
Pagi itu, selepas shalat subuh, kami berkumpul membicarakan apapun hal-hal lucu sembari sarapan roti panggang yang dibuat sendiri-sendiri. Canda tawa pun beranjak ke SunMor (Sunday Morning) di UGM. SunMor ini macam car free day, dimana masyarakat berkumpul untuk berolahraga, jalan-jalan, atau sekedar menikmati makanan dan belanja.
Perut lapar, kami beranjak ke Gudeg Mbarek Bu Ahmad. Berbagai sajian gudeg Yogya dengan berbagai pilihan lauk bisa dipilih. Harga pun beragam sesuai dengan pilihan lauk. Harga sepiring gudeg termurah adalah Rp. 10.000,00, yaitu nasi, gudeg, dan telor setengah.
Kami kembali ke homestay untuk beberes dan check out. Batas waktu check out dari homestay ini pukul 12.00 wib.
Rombongan Semarang sudah pulang duluan, sisanya singgah dulu ke Omah Vis di Gowok. Sebelumnya, kami mampir dulu ke Bakpia Merlino. Yang khas dari Bakpia ini adalah Bakpia Coklatnya dan ukuran bakpianya yang relatif kecil. Satu dus berisi 20 bakpia dengan harga beragam. Untuk satu dus bakpia coklat seharga Rp. 27.500,00.
Sembari menghabiskan waktu sebelum saya menuju stasiun, kami singgah ke warung kopi Blandongan. Segelas kopi hitam ala jawa timuran dan gorengan sudah masuk perut. Kedai kopi Blandongan ini tempatnya adem sekali. Ruang utamanya berbentuk seperti pendopo dengan kursi dan meja panjang. Di luar pun tak kalah teduhnya, ada pohon rindang menaungi kami. Harga kopi berkisar Rp. 4.000,00 an. Untuk wifi di kedai ini dikenai Rp. 2.000,00 saja.
Tepat pukul 16.15 wib, kereta saya beranjak dari stasiun Tugu Yogya menuju Stasiun Gubeng Surabaya. Selanjutnya pasukan dari Jakarta melanjutkan jalan-jalan ditemani mbak Vie sambil menunggu jam 21.00 wib saat kereta mereka berangkat.
Terimakasih Mbak Vie, Mizan, Hars, Erje, Danindra, Indah, Yogie, Ullie, dan Ted untuk liburan menyenangkan kali ini. Sudah lama rasanya tidak kopdar luar kota seperti ini. Terimakasih mas Didut untuk booking homestay-nya. Terimakasih khusus untuk kedua pengantin, mbak Intan dan mas Arief. Selamat mengarungi kehidupan berumah tangga, semoga segera dikaruniai junior yang lucu-lucu.. Mwah! :D
Sampai jumpa di KoLuKa berikutnyaaaaaaaaa….
Photo by Mizan, Erje, Mbandah, Ted, Mbak Vie
Selamaaat…!!!
Semoga Mbak Intan & Mas Arief sakinah mawaddah wa rahmah.
Dan selamat bergabung dengan LoenJak!
Selamat Mbak Intan dan Mas Arief, semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah wa rahman, amin
waaa… rame ya, *dejavu
Wahhh ra ono jenengku, btw itu bukan ruji sepeda motor, tapi ruji sepeda weehehehe
Selamat menikmati menjadi pasangan baru Ntan, dan menjajal kerasnya hidup di jakarta
@Maslie: ada lho ya namamuuu..wuuuu :p