mau kemana? ke Simpang Lima yook…

mau ke mana, siang-siang begini? atau sore-sore, atau malam-malam….wah, kalau persediaan barang sehari-hari di rumah sudah menipis, dan sedang ada duit di kantong, tak ada salahnya mampir ke Simpang Lima.

Di dekat Simpang Lima bisa belanja di supermarket, beli-beli jus, gula, kopi, coklat, tissue, sabun mandi, dan lain-lain… Terus sedikit ke arah timur laut, bisa memuaskan keinginan untuk makan fastfood, beli-beli DVD bajakan, pergi makan sandwich dan minum kopi yang mahalnya…waduh… Di Simpang Lima juga ada sebuah bangunan yang baru saja berulang tahun yang ke-80, sebuah gereja tua yang mungil, berdiri menantikan orang-orang yang sudi mampir…

Lampu merah di daerah ini, alamak….lumayan kacau juga…meskipun ada bundaran yang besar, atau, lumayan besar lah…tetap saja orang melanggar lampu merah dan bisa-bisa macet berat ditengah-tengahnya…Mau benar mau salah, semua serba reltif, yang ada baru setengah detik lampu hijau, klakson menyalak dan semua berlomba-lomba ngebutz…

Nah, lho…udah pada protes belum? buat orang-orang yang udah sering banget ke Simpang Lima mungkin sudah mulai bertanya-tanya, walah…timur laut ki ngendi meneh….trus tempat makan sandwich…gereja???? Nyasar kali ni anak…

Bener kok, silakan mampir ke Simpang Lima…Simpang Lima yang satu ini adalah salah satu landmark kota Banda Aceh, di mana di dekatnya berdiri salah satu supermarket terbesar di BA; Pante Perak Simpang Lima, studio foto CINTA (yang katanya menawarkan kualitas cetak foto yang paling bagus…), gereja katolik, KFC dan A&W (siapa mau buka gerai McD, hayo…), ATM BCA (penting ini!!!), kantor Garuda Indonesia Airways…pokoknya kalau mau kasih ancer-ancer pergi ke kota…silakan datang ke Simpang Lima.

 

 Alkisah waktu tsunami terjadi pun, kabarnya gelombang pecah di Simpang Lima, sehingga satu bagian “bersih” total (karena berdekatan langsung dengan muara sungai yang masuk ke laut) dan sebagian lagi “hanya” terkena banjir lumpur sedengkul….  Saat ini indah kalau bisa menengok muara sungai yang membawa bencana waktu itu…kalau berdiri di jembatan di sebelah supermarket Pante Perak, bisa memandang jauh ke kiri dan melihat deretan Bukir Barisan nan jauh namun tegar membayang, dan ke kanan ke arah gedung pasar ikan (untung cukup jauh….soale baunya khas buanget), dan termasuk daerah militer Sultan Iskandar Muda si sepanjang sungai….wah, indah dueh…

Mendekati Pilkada Aceh, landmark yang satu ini pun dipenuhi poster dan stiker-stiker bergambar wajah-wajah calon gubernur, wakil gubernur, walikota dan wakil walikota…(dalam hati ku mengeluh…aduh, kasian tugunya…kasihan mataku juga….ini kan landmark gitu lho….)

Dan kalau melihat foto ini, udah pasti duong, bukan Semarang…mana ada yang berani naik motor sambil menjemur rambut di tengah siang bolong begini…

So, “mau ke Simpang Lima,ayo!” “yang mana?” “yang…di mana-mana…”

PS: dengan perubahan seperlunya…he…he….

Artikel yang Direkomendasikan

2 Komentar

  1. Post yang kedua, dan ini komenkuyang kedua..
    hore.. kali ini pertamaxâ„¢
    :)

     

    walah, terima kasih dikomentari lagi…he…he…semoga ndak bosen, tulisannya nyaris suama…

  2. waseemmmm..aku yg keduakzz…..
    ee.disana msh bnyk barang tribal ga ya..???
    heheh…keren liputannnya….informatip…

     

    definisikan tribal! mengko ndak salah tompo aku…kalau salah paham, salah info kan ga jadi informatip lagi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *