Mau ikutan “meugang”?

Setiap daerah pasti punya kebiasaan khusus untuk menyambut hari raya Idul Fitri. Ada daerah yang sudah sibuk mempersiapkan ketupat, ada juga yang baru ketika Lebaran Syawal menyediakan ketupat. Ada orang yang harus buru-buru mudik, ada juga yang nyante aja…. Ada yang sholat Ied di hari yang satu, ada yang di hari itu….ada yang sungkeman itu wajib, ada yang…ah, pokoknya macem-macem. Nah, ada nggak di antara kamu yang kenal kebiasaan yang namanya “meugang”?

Kebiasaan yang namanya “meugang” ini cukup unik, dan mungkin cuma ada di Aceh…bahkan dalam media lokal disebutkan bahwa mungkin ini kebiasaan yang bener-bener lain daripada yang lain, dan tidak ada duanya di antara komunitas-komunitas muslim yang lain.

Di hari-hari meugang di Aceh, keluarga-keluarga Aceh punya kebiasaan untuk menyediakan daging sapi untuk dimakan bersama-sama di keluarga. Hari-hari meugang? Jadi ada lebih dari satu? Iya dong, masa makan daging sapi cuma sekali setahun, hehe…mana seru….

Yang paling heboh, selama pengalamanku di sini sih…adalah meugang sebelum bulan puasa mulai. Itu aja ada dua hari. Dua hari sebelum hari pertama bulan puasa, bagi para pegawai “kantoran”, ada yang namanya “meugang kantor”. Nah, bayanganku sih tadinya,makan daging bareng di kantor, hehe…ternyata menurut informan yang berhasil dibajak, itu artinya kantor memberikan daging sapi atau dalam bentuk uang tunai untuk membeli daging untuk keluarga. Sehari sebelum bulan puasa, baru yang paling heboh, yaitu “meugang gampong”, alias “meugang kampung”, yang dilakukan oleh semua orang, pegawai bukan pegawai, tanpa terkecuali.

Seperti namanya, umumnya meugang gampong ini melibatkan pulang kampung. Bahkan salah satu artikel di media pada hari-hari itu sempet serem karena ada seorang suami membacok istrinya hanya gara-gara emoh diajak pulang kampung untuk meugang, hiii….. Hari-hari meugang itu umumnya orang-orang pulang lebih cepat dari kantor, atau sekalian bolos, hehe… Hari ini, dua hari menjelang Idul Fitri, ritual yang sama berulang kembali. Yak, hari ini juga ada “meugang kantor”, dan besok “meugang gampong” deh…

Kebayang kan konsekuensi ekonomis dari mayoritas populasi beramai-ramai mborong daging sapi? Harga daging jelas melambung tinggi. Hari-hari ini sih mungkin tidak terlalu terasa, karena toh menyambut Idul Fitri harga-harga memang meroket, tapi waktu awal bulan puasa…wuih…. Bulan puasa 2006, harga daging sekilo…ingat: satu kilo, mencapai 95 ribu rupiah..ngeri abiss… Tahun ini agak lebih jinak, “cuma” 85 ribu sekilo.

Konsekuensi psikologis? Silakan para kepala keluarga curhat deh… Secara budaya, merupakan tanggung jawab sang kepala keluarga untuk memastikan bahwa daging tersedia di meja untuk dimakan bersama, satu kilo pun tak apa, kalau memang terpaksa, jadi lebih sebagai simbol saja. Ngobrol punya ngobrol, banyak juga kawan dan pengamatyang berpendapat bahwa pada saat meugang inilah harga diri seorang kepala keluarga dipertaruhkan, bisa nggak dia menyediakan setidaknya sekilo daging sapi di rumah. Sekilo kan, hana masalah (nggak masalah)…..? Betul? Nah, kalau harganya 85-95 ribu sekilo….lha ya tetep berat di ongkos….

Selain meugang di awal bulan puasa dan sebelum Idul Fitri, hari meugang yang lain adalah sebelum hari Idul Adha, alias Lebaran Haji.
Ada yang tertarik jadi pemasok daging sapi halal di Aceh? Hehehe…

Selamat menyambut hari raya Idul Fitri bagi yang merayakan. Hati-hati di jalan bagi yang melakukan perjalanan, baik mudik maupun jalan-jalan.