Menunaikan Ibadah Puasa di Negeri Orang

Kali ini saya akan berbagi pengalaman kepada Sodara-sodari tentang suka-duka berpuasa di negeri orang. Smoga tulisan ini lumayan buat nambah wawasan sekaligus bisa buat menemani Anda sekalian ber-“ngabuburit” bersama di dunia maya.

Begini ceritanya……..

Saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan di negeri 4 musim yang mayoritas penduduknya adalah non-muslim tentu akan terasa berat. Apalagi jika bulan Ramadhan jatuhnya pas musim panas.

Mengapa begitu?

Karena penduduk setempat menganggap bahwa kita hanya tidak boleh makan di siang hari. Makanya jangan heran kalau kita ditawari minum, permen atau rokok saat sedang berpuasa.

Banyak juga orang Indonesia yang muslim tapi tidak berpuasa, sehingga membingungkan penduduk setempat atau rekan kerja kita yang “pribumi”, sehingga buntutnya mereka sering menyuruh kita yang berpuasa untuk tidak usah berpuasa.

Kadang kita dengar guyonan orang setempat yang bilang,”Tuhan-mu khan di Indonesia, jadi di sini nggak usah berpuasa aja….wong Dia nggak lihat khan?..”.

Semprul…

Kemudian saat bekerja kita harus tetap menjaga stamina dengan baik. Sebab kalau sampai kelihatan loyo, mereka akan menyuruh kita membatalkan puasa kita.

Saat musim panas, berpuasa akan terasa sangat berat karena siang hari lebih panjang waktunya daripada malam hari. Subuh datang lebih awal, tapi nunggu datangnya Maghrib bener-bener caapek dech….

Soalnya jam 19.00 malam langit masih terang benderang alias belum Maghrib.

Suhu udara musim panas cukup tinggi, antara 38-40 derajat Celcius bahkan bisa lebih. Udara yang lembab bikin badan tidak nyaman dan keringat yang deras mengalir membuat badan terasa lemas.

Tapi demi ibadah dan pekerjaan ya harus kita paksa untuk tetap beraktifitas seperti biasa.

Apakah berpuasa di musim dingin lebih enak?

Enggak juga tuh,..

Bangun pagi buat Sahur terasa berat, apalagi kalau salju turun cukup tebal. Cocoknya khan buat molor seharian… :)

Siang hari udara tetap dingin menusuk tulang, perut pun selalu merasa lapar.

Masih mendingan di wilayah Jepang Barat karena suhu terendah paling cuma -2 derajat di bawah nol.

Tapi di wilayah Utara (Hokaido) bisa sampai -30 derajat di bawah nol.

Kalau di Taiwan meskipun tidak bersalju, suhu udara cukup dingin juga. Apalagi biasanya angin dingin bertiup lumayan kencang.

Di Jepang yang struktur bangunan rumah dan apartemennya kebanyakan berbahan kayu dimana langkah kaki kita terdengar oleh tetangga sebelah, maka Sahur bisa menjadi sebuah masalah.

Karena saat kita melaksanakan Sahur jelas akan mengganggu tetangga sebelah kita yang orang Jepang. Kadang ada juga tetangga kita yang protes karena merasa terganggu. Aduuh…serba salah dech…

Makanan dan bahan makanan juga ikut serta menyumbang masalah. Sulit buat kita untuk memakan makanan yang 100% halal. Karena meskipun makanan dan bahan makanan tersebut sebenarnya tergolong halal, tapi mengandung bumbu yang tergolong haram atau cara mengolahnya termasuk haram.

Berdasarkan pengalaman saat tinggal di Taiwan yang masakannya berjenis Chinese Food maupun saat tinggal di Jepang, masyarakat setempat hampir selalu menggunakan alkohol saat memasak makanan mereka. Meskipun yang digunakan adalah alkohol khusus untuk memasak.

Selain itu banyak masakan yang mengandung daging babi ataupun lemak babi. Termasuk mie instant dan makanan ringan seperti keripik kentang juga hampir semuanya tidak bebas dari daging babi ataupun lemak babi.

Ayam dan sapi untuk konsumsi juga tidak disembelih dengan cara yang halal. Namun kita bisa mendapatkan daging ayam, sapi dan daging domba halal di toko-toko yang khusus menyediakan makanan dan bahan makanan impor.

Biasanya daging-daging tersebut berasal dari Brasil, Australia dan Amerika Serikat.

Gangguan puasa lainnya adalah tampilan-tampilan “syuur” di sekitar kita. Di koran, televisi, papan iklan, poster, pokoknya di mana-mana.

Tak ketinggalan pula cara berpakaian masyarakat setempat yang “berani” termasuk godaan berat buat kita. Karena kita pasti melihatnya di jalan, di supermarket, di dalam kereta, dll.

Dan masih banyak lagi gangguan buat kita untuk menjalankan ibadah puasa, khususnya puasa Ramadhan di negara-negara seperti Taiwan dan Jepang.

Tapi karena bagi kita yang muslim memang wajib untuk menunaikan ibadah puasa Ramadhan, ya mau nggak mau harus tetap berpuasa.

Yang penting kita selalu berhati-hati, jaga diri, jaga mata, jaga telinga, jaga hati, jaga jarak dan jaga-jaga lainnya… :)

Demikian saya berbagi kisah dengan Sodara-sodari semua, Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1428 H bagi yang menjalankannya, semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amien..

From Semarang With Love and Peace,

Masfiq

masfiq

working in finishing section of an ironworks company in japan

Artikel yang Direkomendasikan

12 Komentar

  1. potonya kok ga ada mas…???

    maap,ini sambil Test Avtar aja…

  2. Tu kang Pepeng… Makanya klo puasa yg benar… cuma 2 musim aja udah uring-uringan gitu… wu…
    Kang Budi gmn nasipnya ???? dha brapa KG yg udah berhasil diturunkannya ???
    ackh sudah lah… met puasa ja semuanya….

  3. jadi pengen lempar salju ke tembalang…*peeng tunggu kiriman traju eh salah saljuuu maksude:)>-

  4. hmm…berat emang puasa di jepang :D

  5. Masfiq…foto2nya mana…

  6. Woooww.. sampe disuruh batalin puasa. :(

    ketemu Kadena Reon gak? :d

  7. :-? jadi pengin cobain puasa di negeri orang….. keren kali ya…. :)>-

  8. Kebanyakan foto pas makan-makan dan jalan-jalan sih…
    Kalo ditampilin khan jadi gak nyambung sama judul tulisannya.

    Tengkyu

  9. ngeri juga yaa …..

    tapi harus tetep berusaha untuk puasa yak ??? :)>-

  10. salut deh buat mas Masfiq..
    btw, di jepang dalam rangka apa mas?
    ada info soal beasiswa untuk s1 di jepang ngga?
    selain monbukagakusho.
    terima kasih banyak…

  11. kusuma: Aku cuma sekedar jadi kuli di Jepang koq..
    Program studi S1 ke Jepang sih nggak paham. Tapi dulu emang ada pas jamannya Pak Habibi yang diberi judul STMDP.
    Kayaknya masih ada, cuman beda nama aja.
    Coba tanya Budiyono Loenpia.Net, dia pernah nguber info soal studi ke Jepun.
    Tengkyu

  12. Eh.. sorry, mau nulis “masfiq” malah jadi “kusuma”..hi..hi..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *