Setiap dari kita biasanya tumbuh di tengah-tengah dunianya sendiri. Pada saat kita dewasa, kita juga tumbuh di tengah-tengah aku dan kamu, dan mulai memahami cara pandang orang lain. Kita juga tumbuh pada suatu budaya dan belajar cara-caranya yang dianggap benar. Kadangkala kita melihat budaya dan kebiasaan orang lain dengan penuh kecurigaan, bahkan lebih parah lagi berpikir bahwa budaya mereka merupakan sesuatu yang rendah mutunya. Kesombongan etnis cenderung menghakimi sikap orang lain atas dasar prinsip kita sendiri.

Kesalahpahaman budaya biasanya timbul secara tidak sadar. Orang-orang barat misalnya, mereka menganggap cara makan yang tepat yaitu dengan pisau dan garpu. Tapi lain dengan orang-orang India dan Timur Tengah mereka hanya menggunakan jari tangan mereka. Cara pandang yang dianggap tidak tepat sangat berbeda dengan sudut pandang orang India. Saat mereka makan dengan tangan sudah pasti mereka telah mencuci tangannya dengan bersih, lagipula tangannya jelas-jelas belum pernah masuk ke mulut orang lain. Coba bayangkan berapa banyak sendok-garpu yang sudah masuk ke mulut banyak orang.

Terkadang seseorang menerima suatu sistem kepercayaan yang berbeda, tetapi tidak merubah pandangan dunianya. Contohnya seorang keturunan cina merubah kerpercayaannya dari agama Budha ke Kristen, tetapi wawasannya tetap saja tidak berubah. Terbukti dari orang-orang yang saya kenal mereka belum meninggalkan penuh tradisi-tradisi kuno. Misalnya memberikan makanan di makam keluarga pada Tahun Baru Cina. Definisi dari setiap budaya menjelaskan kebingungan yang dialami banyak orang pada tingkat kepercayaan.

Yang paling penting saat memasuki suatu budaya yaitu menjadi pengamat. Dan jangan pernah menghakimi berdasarkan budaya kita sendiri. Seharusnya kita harus tetap menganggap apa yang dilakukan budaya lain adalah hal yang biasa. Kesalahpahaman terjadi karena tidak adanya keperduliaan terhadap budaya lain

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *