Kantin Banget Talking about… Featuring Loenpia.Net

Ya, judul itu emang kayak brand performer di dunia musik ketika satu artis (atau band) menampilkan artis (atau band) lainnya dalam salah satu nomor lagu mereka. Dan emang demikianlah yang terjadi saat saya ikut rombongan tim Kantin Banget Suara Merdeka hari Sabtu 23 Desember 2006 lalu. Aslinya sih, saya masuk regu KB juga, tapi karena hari itu kebetulan saya pakai seragam (baru) Loenpia.Net, bolehlah saya dibilang mewakili Loenpia.

Tim KB as usual dipimpin oleh Om Daktur (Budi Maryono; “penunggu” halaman remaja Edisi Minggu SM). Selain saya, member tetap lainnya adalah Dian “Unik” Mumpuni dari Tabloid Cempaka Minggu Ini dan Mas Prio Santosa, sekretaris redaksi SM yang biasa bertindak sebagai “manajer” KB.

Khusus untuk trip kali ini, kami membawa juga tiga “additional player”, yaitu Mas Heru Emka (penulis freelance dan pengamat film), Sulistiyo Suparno (novelis Hah…!? Pacarku…), dan Ismun Faidah alias Vie’s (penyair dan cerpenis asal Batang).

Nah, pas ada “penampakan” Loenpia.Net, ndilalah tujuan event Kantin Banget Talking about… kali ini juga agak nggak biasa. Episodenya berjudul Beda tapi Pede, dan mengambil tempat di SMP/SMALB-B YPPALB, Magelang. Ini merupakan gabungan SMP dan SMA Luar Biasa Bagian B (tunawicara-rungu) milik Yayasan YPPALB. So, audiens kami di sana adalah teman-teman kita penyandang tunawicara dan tunarungu.

Nggak heran Om Daktur juga agak sulit untuk mengendalikan acara. Maklum, none of us bisa berkomunikasi dengan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia). Sedangkan skill membaca perkataan lewat gerakan bibir kayak yang kerap tampak dalam film-film Hollywood ternyata nggak dipunyai setiap penyandang tunawicara-rungu.

Maka tiap perkataan Om Daktur pun harus diterjemahkan dengan SIBI oleh Pak Budi Susilo, guru YPPALB. Sebaliknya, komentar dan pertanyaan mereka pun harus diterjemahkan juga oleh Pak Budi menjadi perkataan biasa. Dan yang mengharukan adalah saat mereka memandu acara sebagai MC, menyampaikan pembacaan ayat-ayat suci Alquran, dan melakukan pidato penyambutan dengan lafal orang “normal”.

Karena seumur hidup mereka belum pernah mendengar atau bahkan mengetahui apa itu perkataan, maka yang terbaik yang bisa mereka lakukan hanya bersuara semirip mungkin dengan tulisan yang mereka baca. Tanpa ada kemampuan untuk mengontrol vokal, yang terdengar pun sama sekali nggak nyambung dengan apa yang tertulis. Hanya satu orang yang bisa melafalkan perkataan dengan tajam, yaitu Erna sang ketua panitia.

Suasana makin mengharu biru kala mereka menari payung dan breakdance dengan iringan Party Starter-nya Will Smith (yang juga tak mereka dengar). Lalu ada Tenny yang “menyanyi” karaoke lagu Kidung-nya Chrisye. Pasti kalian heran, bagaimana mungkin ada penyandang bisu-tuli bisa menyanyi. Ternyata, dia membawakan lagu dengan men-SIBI-kannya. Teks karaoke yang tertera di layar TV dia ubah ke dalam bahasa isyarat.

Tenny sebelumnya juga maju men-SIBI-kan sebuah puisi, sementara bacaan aslinya dilakukan oleh Vie’s. Pada SM edisi 14 Januari kemaren, Tenny menulis di rubrik Halaman Tujuh Belas soal momen saat itu, dan dia menutupnya dengan kalimat yang sangat indah, “…Hari itu, kami berkesempatan membaca puisi dalam dua bahasa. Aku dengan bahasa isyarat, dan Vie’s mengucapkannya dengan suara yang aku yakin pasti sangat menyentuh…”. Waow!

Satu hal lagi yang membuat KBTa di Magelang menjadi spesial adalah kala Freddy, salah satu siswa, membikinkan acara kejutan buat kami. Ya, mak bedunduk dia mendorong keluar meja sablon beserta cat dan seluruh perlengkapannya. Ternyata, dia menantang kami untuk membikin (menyablon) sendiri kaos kenang-kenangan mereka buat kami. Sekadar info, anak-anak YPPALB udah lama ngobyek dengan bikin sablonan. Dan selama ini barang sablonan bikinan mereka oke-oke serta udah beredar di banyak tempat.

Dimulai dari Om Daktur, semua mencoba “keterampilan” masing-masing menyablon kaos. Tentu saja, karena kami bukan sabloner pro kayak mereka, hasilnya pun aneh-aneh. Ada yang terlalu tebal sehingga nggak kering-kering meski udah dijemur dan ditiup kenceng pake hair dryer, tapi ada yang terlalu tipis sehingga belang-blontheng di sana-sini!

Tapi meski lucu-lucu, kaos sablonan sendiri itu jadi suvenir paling manis yang pernah kami dapat selama ber-“karier” ikutan KB. Dan ketika habis itu kami mampir ke rumah saya yang ada di Dukuh Gedongan, Borobudur, Vie’s bahkan memakainya sebagai baju ganti sehabis mandi sore.

“Untung dapet kaos gratisan, jadi bisa ganti baju!” cetusnya sambil terkekeh senang.

Kantin Banget Talking about… Featuring Loenpia.Net pun jadi momen KBTa yang paling berkesan buat saya, mungkin untuk jangka waktu yang sangat lama…

wien_one

Aku seorang penulis. Dulu pernah jadi editor di Tabloid Remaja Tren Semarang dan sekarang jadi freelancer setelah Tren ditutup tahun 2005. Pekerjaan utamaku sekarang menjadi penulis lepas, novelis, dan kritik film. Aku juga menjadi additional player tim Kantin Banget Talking about... (halaman remaja Edisi Minggu Suara Merdeka) yang sering "promo tour" ke kota-kota di Jateng untuk mengadakan pelatihan jurnalistik dan kepenulisan di SMA-SMA. Nuwun...

Artikel yang Direkomendasikan

8 Komentar

  1. Jadi pengen ikut nih.. kapan-kapan kalo ada lagi di semarang dikabar-kabari ya… :-D

  2. Iya mas pake terus baju loenpia untuk promosi :D

  3. Wah, sukses buat program Kantin Banget.. kalau denger ini , aku serasa 20 tahun lebih muda. hehehe..

    iya nih, kapan2 kita diajak lagi ya mas.
    yang pertama dulu di SMA 3 kita kelewatan.

    Loenpia?.. Kantiiiin banget!!
    Kantin?.. Loenpia banget!!
    Budi?.. cakep banget!!

    *kabooorrr*

  4. oke… ntar kukabari nek main di smg. cuman saja, kita jarang “konser” di smg. lebih seringnya di luar kota. tgl 10-11 kemaren perginya ke kab semarang (pabelan) dan ke temanggung. pokoke mak nyuss lah…

  5. Budi?.. cakep banget!!
    istighfar mass…nyebut2…
    *ngumpet*

  6. asem fotone munip nampang nang loenpia
    awas kau tak sumpah tambah botaxs kau
    wekekekekekek dorrrrrr

  7. membaca tulisan wiwien, tak ubahnya melihat sosoknya yang narsis. Tulisannya selalu sok keminter (meminjam istilah Saroni Asikin) dan nggak enak buat dibaca. Lihat aja tulisannya di bloggernya ada kecenderungan over pede. Tapi ya nggak apalah bisa untuk kesemarakan dunia tulis menulis di jagat kota semarang. Karena kota semarang masih butuh orang seperti wiwien yang spesialis rewrite. ketekunannya dibelakang internet tak tertandingi. Sehingga order tulisan selalu siap saji dalam hitungan jari.

  8. Penyelenggaraan berbagai acara untuk kita2 yang alhamdulilah memiliki indra yang lengkap dn berfungsi semua, sudah merupakan kelaziman. Tetapi bagi mereka2 yang telah sudi menyempatkan waktu, tenaga, perhatian dan pemikiran untuk saudara kita yang memiliki kekurang sempurnaan panca indra yang dimiliki; sangat layak untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT. Amien.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *