Semarang oh Semarang..

Hujan yang akhir-akhir ini melanda kota Semarang tercinta ini sempet bikin beberapa daerah tergenang banjir ya? ini terbukti pas aku ke kantor Suara Merdeka di jalan Kaligawe. Hari apa ya? kalo nggak salah tu hari Jumat, khan ceritane aku disuruh benerin web server disana, ya wes pas kesana aku lupa kalo di koran nyebutin bahwa jalan kaligawe terendam banjir.. Daaaann benaaaarrrr huhuhuhu…. banjirnya ngeri.. sebenernya sih nggak ngeri-ngeri banget, cuma disana banyak lobang-lobang yang siyap menjebak perjalanan seekor gug-gug imud ini.. Beneran lho. aku sempet “njeblos” ke lobang siyalan ituh.. huh.. untung gug-gug imud ini cukup terlatih.. hehehe..

Eh omong-omong soal banjir, au pernah denger cerita lama tentang banjir juga sih, cuma ini agak nggak nyambung ama kondisi Semarang, tapi cukup bisa jadi renungan aja.. Here the story..

Alkisah disuatu daerah terdapat seorang yang sangat percaya pada tuhannya.. dia melakukan segala perintah tuhannya dan menjauhi larangannya. Nah suatu hari, ada informasi adanya banjir bandang yang akan melanda daerah itu. Pemerintah setempat sudah menginstruksikan agar warga di daerah itu untuk mengungsi. Dan banyak warga yang percaya, banyak juga yang tidak percaya akan informasi itu. Jadi beberapa warga ada yang mengungsi.

Dan benar, 2 hari kemudian hujan lebat turun tanpa henti selama 3 hari berturut-turut dan belum ada tanda-tanda berhenti. Di hari ke-4 tetangga orang itu sudah pada mengungsi, bahkan mereka sudah mengajak orang itu untuk ikut bersama mereka. Namun orang ini hanya menjawab “Pergilah, aku masih menungu Tuhan-ku”. Akhirnya tetangganya pergi meninggalkan orang itu SENDIRIAN.

Di hari ke 5, datanglah perahu karet yang dinaiki oleh tim SAR yang akan melakukan proses evakuasi, mereka sudah menggunakan perahu karet karena tinggi akir sudah setinggi dada. Namun ketika akan diajak mengungsi, lagilagi orang itu hanya menjawab “Pergilah, aku masih menunggu Tuhan-ku”. dan petugas SAR itu pun pergi.

Di hari ke 6, ketika genangan sudah mencapai atap rumah, dan orang itu sudah berada di atap rumahnya. Ia melihat sekelling hanya ada air dimana-mana, para tetangga, istri, dan anak-anaknya sudah meninggalkanya sendirian. Tiba-tiba datanglah helikopter SAR yang akan menyelamatkannya. Sayangnya orang itu menjawab dengan jawaban yang sama seperti sebelumnya.

Akhirnya tepat di hari ke 7, matilah orang itu, dan tibalah dia di akherat. Saat ia bertemu dengan Tuhannya, marahlah dia kepada Tuhannya. “Kenapa Engkau tidak menyelamatkanku? Aku sudah mengabdi padamu, mematuhi segala perintahmu, menghindari laranganmu! Tapi apa balasanmu??” Teriak orang itu dengan marahnya.
Namun Tuhan hanya berkata. “Aku sudah mengirimkan informasi, ajakan tetangga, perahu karet, dan helikopter. Apakah itu tidak cukup bagimu?”

Cerita yang nggak penting ya? hihihi. cuma disitu kita bisa mengambil hikmah, kalau kita jangan terlalu menyerahkan hidup kita pada sesuatu. dan ingatlah, Tuhan tidak akan membantu kita secara langsung, tapi Dia akan membantu kita dengan cara-cara yang lain yang mungkin tidak kita sadari. Atau ada pengertian lain?

Iklan layanan ini dipersembahkan oleh Gug-Gug Imud. hehehehe…

Mohammad Sani Suprayogi

Engineer & Lecturer

Artikel yang Direkomendasikan

7 Komentar

  1. hehhee,, bagus boss, ceritanya
    lanjutt….

  2. Hm….emang semarang identik dengan banjir ya?…
    padahal, baru 1 hari Ungaran kirim Hujan…….he..he….

  3. Serius nih Nyemplungnya? Wahahaa…!
    Sokooor! :-)

  4. walah, kopdar kok ngga ngajak2 to bos..kapan kopdar lagi?

  5. mas, mbok aq jg didaftar…jadi anggota loenpia

  6. buat stey, tinggal register aja langsung di web ini
    makasih :)

  7. yup betul… silakan register langsung di sini.. hehehe.. met welkam..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *