Suicide Biasa yang Luar Biasa

Semarang di Kamis malam, 10 Desember 2009 terasa gerah. Hujan yang tak rajin, tak juga hilangkan panas di Desember yang harusnya basah. Namun, segera setelah berbalas sapa dengan Latree Manohara dipintu masuk lobby gedung Ki Narto Sabdo, Jl Sriwijaya no 29 semalam, gerah pun menguap. Ada banyak harap bisa lewatkan malam dengan sukacita. Tuntutan untuk tahu se biasa apa sebuah proses bunuh diri dari seorang Latree.

Loenpia&Latree

Diskusi peluncuran buku berjudul ‘Suicide’ yang ditulis Latree,  dibuka dengan pembacaan salah satu cerpen yang ada dalam buku tersebut. Kondom! Untuk sesiapa yang berumur 13 tahun ke atas, tak mungkin tak tahu kata ini. Mengapa kondom? Kita simpan pertanyaan ini untuk segera nikmati esensi suatu bunuh diri.

Pelakon Vicky dari teater Roda Gila bukakan mata setiap hadirin dipertemuan semalam, betapa biasanya bunuh diri.
“Bapak dan Ibu, juga saudara-saudara sekalian. Malam ini, ijinkan saya mati..”

Dua tangan kekarnya diikat kencang dilengan kursi. Dia minta waktu nikmati beberapa isap rokok didetik-detik akhir hidupnya. Terakhir, selembar plastik tebal disungkupkan dikepala dan diikat kencang. Kuningnya lampu sorot, tak mampu redam merah wajah si suicider. Se penjuru ruangan terpaksa menahan napas. Entah berharap kematin yang menyegera untuk sang pelakon, atau berharap keajaiban–plastik tebal tersebut punya cukup lubang, untuk biarkan sang pelakon bertahan hidup. Tak jadi mati. Hidup adanya.

Sreeeek!

Plastik tebal terobek.

Hadirin memastikan sinar hidup sudah kembali ke wajah Vicky, sebelum kemudian berikan applaus dengan segenap jiwa.

Sang pelakon masih hidup!

Kengerian dan kesesakan masih menggantung, walau sang pelakon sudah kembali ketempat duduknya, entah dipojok mana dari ruangan. Dan semakin mengkristal didenting organ, juga suara merdu Latree. Lagu ‘Suicide’ teresap sempurna. Bahwa, terkadang, bunuh diri indah. Untuk mereka yang lakukan dengan jiwa. Juga biasa, untuk mereka yang harus mati atas nama sesuatu.

Loenpia dapet buku

3 perform awal diatas, mengantar dimulainya diskusi buku dengan pembicara Aulia A Muhammad dan Triyanto Triwikromo serta dipandu moderator Agunghima. Agunghima sendiri sekaligus editor dari buku ‘Suicide’.
Dari diskusinya sendiri, satu benang merah yang tertangkap adalah–Bahwa meski Latree mengangkat tema keseharian biasa di sebagian besar cerpen-cerpennya, kebiasaan tersebut justru menguatkan setiap cerita.
Disamping itu, trend menjadikan isi blog personal menjadi satu buku masih ada. Bahkan cenderung semakin popular. Pun tak menutup kemungkinan, lahirnya satu genre sastra baru, yaitu cyber sastra.

Kembali ke cerpen ‘Kondom!’ yang dibacakan dengan luarbiasa oleh Erna-Sawo Kecik, bahwa Latree hanya tuliskan kebiasaan hidup sehari-hari. Jurang pemahaman yang menganga lebar, hanya untuk penerimaan-penolakan pemakaian kondom. Dimata juga otak lelaki. Dimata dan rasa perempuan.
Biasa yang semakin menguar dibuku. Begitu biasanya, hingga beberapa kata seperti ‘bordes’,‘silentium‘ dan beberapa bahasa jawa yang terselip didalam buku,dimengerti dengan sempurna. Bahkan, untuk pembaca yang tak bisa berbahasa jawa, pun yang baru saja temukan dan membaca kata-kata tersebut.

Sukses Latree. Kami tunggu buku-buku selanjutnya.

Artikel yang Direkomendasikan

13 Komentar

  1. pertamaxxxxx

    sukses unt mbak lastri
    ditunggu buku2 berikutnya

  2. fixed ..

    mbak latri ding .. tadi salah tulis
    maaf2 …

  3. selamat buat latree! aku tunggu terbitan buku berikutnya :)

  4. hikz coba aku di Semarang
    pengen liat mbak Latree main piano
    Ditunggu karya selanjutnya mbak Latree =)

  5. terima kasih semua…

    *sumpah, terharu banget*

  6. ah launchingnya keren,
    ada acara dramatikal sgala :((

  7. mb La..bole minta rekaman dua lagu itu ga?
    janji wez ga di sebarluaskan :)
    please…please….

    both of song bring me to somewhere
    and i want to hear it again :)

  8. suksessss….dah buat latreee

  9. menyapa semarang lewat blog

    aku di tulus harapan

  10. ngga bisa tidur dah jam tiga, nyasar ke loenpia..
    selamat pagi semuanya…

  11. manteb bukuny, pengen beli….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *